Apa itu Viral Marketing? Viral marketing menurut jasa social media marketing merupakan salah satu kelebihan yang dimiliki media sosial dibandingkan dengan media tradisional. Menurut Wigstrom dan Wigmo (2010), Viral marketing adalah membuat pesan pemasaran atau advertising yang bertujuan untuk disebarkan melalui online word of mouth (WOM). Berbagi informasi, seperti foto, video, atau artikel, yang sebelumnya dilakukan pada Web Sites tertentu, pada saat ini sudah bermigrasi ke media sosial.
Perbedaan medasar antara viral marketing dan online WOM adalah tidak hanya per- sepsi atau opini terhadap suatu produk atau perusahaan yang disebarkan dalam viral marketing, akan tetapi lebih terfokus pada berbagi pesan pemasaran yang merepre- sentasikan suatu brand. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi iklan di media sosial agar mendapat sikap positif dari para pengguna media sosial, yaitu informatif, menghibur, self-brand congruity, dan peer influence. Penelitan tersebut juga menjelaskan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi secara negatif sikap konsumen terhadap iklan pada media sosial, yaitu invasiveness dan privacy con- cern. Buzz Marketing, buzz marketing men- gunakan WOM untuk menyebarkan pen- galaman, opini, atau informasi konsumen mengenai brand atau perusahaan kepada sesama pengguna media sosial. Pada penelitian terse- but juga dijelaskan buzz marketing terbagi menjadi dua jenis yaitu, konsumen ke kon- sumen atau buzzer ke konsumen. Buzzer adalah brand ambasaddor atau orang yang tunjuk perusahaan untuk mewakili perusa- haan tersebut. Salah satu alasan customer bergabung pada media sosial adalah untuk berbagi pengalaman kepada pengguna lain. Orang yang memberikan rekomendasi online berupa kilasan tentang produk atau pengalaman setelah menggunakan produk disebut influencer, sedangkan orang yang mencari rekomendasi online disebut adopter. Para pemasar seperti jasa social media marketing dapat menggunakan peran para opinion leader untuk melakukan komunikasi pema- saran kepada target konsumen, karena reko- mendasi dari mereka lebih dipercaya oleh pengguna media sosial (Katona, Zubcsek, Sarvay. 2011). Luasnya exposure di media sosial, pemasar hanya mendapatkan sedikit kontrol dari komunikasi pemasaran terse- but.
0 Comments
Leave a Reply. |
AuthorHello nama saya jaiman, semoga apa yang di sahre bisa bermanfaat untuk kamu semua ya.. Archives
April 2020
Categories |